Di Antara Masalah dan Cahaya

Di Antara Masalah dan Cahaya
 Judul: “Di Antara Masalah dan Cahaya”

Setiap pagi, Randy selalu memulainya dengan menatap langit dari jendela . Ia tidak tahu sejak kapan kebiasaan itu terjadi, mungkin sejak hidup terasa semakin menekan—masalah datang satu demi satu tanpa memberi jeda.

Suatu hari, ketika pikirannya benar-benar kusut, ia mengingat nasihat gurunya di SMA dulu:
“Kamu akan selalu menghadapi masalah. Belajarlah menikmati hidup sambil menyelesaikannya.”

Awalnya randy tidak pernah benar-benar mengerti maksud kalimat itu. Bagaimana mungkin seseorang menikmati hidup ketika beban menumpuk? Tapi semakin ia dewasa, ia mulai melihat logikanya. Masalah tidak akan hilang. Yang berubah adalah cara seseorang berjalan sambil memikulnya.

Suatu malam,ketika setelah bekerja, randy duduk dengan catatan buku. Ia menuliskan satu kalimat besar di halaman pertama: Orang tidak menentukan masa depan mereka, mereka menentukan kebiasaan mereka. Dan kebiasaan mereka menentukan masa depan mereka.

Dia setuju.
kebiasaan.
Bukan harapan, bukan mimpi, bukan keinginan.
kebiasaan.

Selama ini ia terlalu sering menunggu motivasi datang, menunggu dunia memberi kesempatan. Padahal hidup, seperti kata gurunya lagi, hanya memberi kendali atas dua hal: usaha dan sikap.

“Berarti perpisahan bukan urusanku,”.
Keesokan harinya, ia memutuskan untuk berhenti. Ia ingin memperbaiki cara kerjanya, ingin membangun kebiasaan baru, ingin bergerak meski bingung. Dan ketika keraguannya menyerang, ia berkata pada dirinya sendiri: “Jangan bertanya bagaimana memulainya. Mulailah. Lalu tanyakan bagaimana cara memperbaikinya.”

Hari-hari berikutnya tidak sempurna. Ada hari ketika perkerjaannya bagus, ada hari ketika ia duduk termenung sambil menatap pintu yang jarang terbuka. Tetapi ia terus mengingat bahwa kebahagiaan lebih berkaitan dengan tujuan, bukan kesenangan sesaat.

Ia mulai menurunkan ekspektasinya pada dunia, sekaligus menaikkan standar untuk dirinya sendiri. Semakin sering ia melakukan itu, hidup terasa lebih seimbang. Tidak mudah, tapi lebih dapat dikendalikan.

Namun, seperti manusia pada umumnya, ada hari ketika pikirannya membesar-besarkan masalah kecil. Ketika itu terjadi, ia berhenti sejenak dan berkata dalam hati:
"Setengah dari masalahku hanyalah pikiranku sendiri yang membuat hal kecil tampak besar."

Ia belajar bahwa tidak selalu ada rahasia besar untuk mengubah hidup. Kadang-kadang yang ia perlukan hanyalah beberapa: bangun, mencoba, gagal, belajar, ulangi lagi.

Suatu sore, teman berkata, “Jangan biarkan dirimu dikendalikan oleh orang lain, uang, atau masa lalu.”

Kalimat itu menamparnya. Ia sadar banyak pilihannya selama ini digerakkan oleh rasa takut: takut dinilai, takut miskin, takut mengulangi kesalahan lama. Padahal masa lalu seharusnya menjadi guru, bukan penjara.

Lama kelamaan, cara berpikir randy berubah. Ia mulai melihat peluang untuk membalikkan tantangan. Ketika kerjanya terlambat dan usahanya rugi, ia justru menemukan cara baru untuk menjual secara online. Ketika pelangannya banjir, ia memperbaiki sistem kerja lebih aman.
Ada rasa sakit, ada kekecewaan, tapi selalu ada sesuatu yang tumbuh dari situ.

Suatu pagi yang biasa—sangat biasa—randy sedang menyapu halaman. Tidak ada kejadian spesial. Tidak ada perubahan besar. Tapi dia merasa damai.

Ia lalu teringat sebuah kalimat yang pernah ia baca:
“Bersyukurlah setiap hari, karena hari 'normal' yang kamu jalani adalah impian orang lain.”

Randy tersenyum.
Mungkin benar bahwa hidup tidak pernah benar-benar mudah.
Tapi ia bisa selalu belajar menemukan hal kecil di antara masalah besar.
Dan ketika seseorang bisa melakukan itu, hidup akan terasa jauh lebih layak dijalani.

#fyp #foto #teks

Post a Comment

Previous Post Next Post